Senin, 29 April 2013

bemtuk-bentuk utama dalam terapi supportive, reeducative, dan reconstructive



Bentuk-Bentuk utama dalam Terapi Supportive, Terapi Reeducative, Terapi Reconstructive

Terapi Supportive :

Suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.
Psikoterapi suportif (atau supresif atau non spesifik)Tujuan psikoterapi jenis ini ialah:
ü  Menguatkan daya tahan mental yang dimilikinya
ü    Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri. ( Maramis, 2005)
ü   Meningkatkan kemampuan adaptasi lingkungan (Anonym , 2001)
ü  Mengevaluasi situasi kehidupan pasien saat ini, beserta kekuatan serta kelemahannya, untuk selanjutnya membantu pasien  melakukan perubahan realistik apa saja yang memungkinkan untuk dapat berfungsi lebih baik (Tomb, 2004)

Penyembuhan psikoterapi supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan  teknik pendekatan, diantaranya:

Ø  Bimbingan (Guidance)
Ø  Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation)
Ø  Pengutaraan dan penyaluran arah minat
Ø  Tekanan dan pemaksaan
Ø  Penebalan perasaan (Desensitization)
Ø  Penyaluran emosional
Ø  Sugesti
Ø  Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)





Terapi Reeducative :

Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri.
Cara-cara psikoterapi reduktif antara lain :
ü  Terapi hubungan antar manusi (relationship therapy)
ü  Terapi sikap (attitude therapy)
ü  Terapi wawancara ( interview therapy)
ü  Analisan dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf meyer)
ü  Konseling terapetik
ü  Terai case work
ü  Reconditioning
ü  Terapi kelompok yang reduktif
ü  Terapi somatic



Terapi Reconstuctive :

Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknaya dialam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luas dari pada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru.

Cara psikoterapi reconstructive :

Psikoanalisa freud dan Psikoanalisa non freud psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa dengan cara :
-asosiasi bebas,
-analisis mimpi,
-hipoanalisa/sintesa,
-narkoterapi,
-terapi main,
-terapi kelompok analitik.


Sumber : http://www.scribd.com/doc/27950595/psikoterapi-suportif
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoterapi
http://ghufron-dimyati.blogspot.com/2011/10/psikologi-agama-6-kelas.html







Perbedaan Antara Konseling dan Psikoterapi




Apa Perbedaan Antara Konseling dan Psikoterapi?

       Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan yang berkenaan dengan pengentasan masalah dan fasilitas pekembangan individu. Hubungan dalam konseling berbeda dengan situasi, hubungan dalam konseling ditandai :

1. Hubungan yang bersifat unik dan umum,
2. Adanya keseimbangan obyektifitas dan subyektifitas,
3. Adanya keseimbangan unsur kognitif dan konatif,
4. Adanya keseimbangan antara kesamar-samaran dan kejelasan,
5. Adanya keseimbangan tanggung jawab.

       Menurut cavanagh (1982) konseling merupakan suatu hubungan antara pemberi bantuan yang terlatih dengan seseorang yang mencari bantuan, dimana keterampilan pemberi bantuan  dan suasana yang dibuatnya membantu orang lain belajar untuk berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dalam cara-cara yang lebih tumbuh dan produktif.

Prinsip-prinsip pengertian konseling :

1.  Konseling merupakan alat yang paling penting dalam keseluruhan program bimbingan
2. Dalam konseling terlihat adanya pertalian dua orang individu yaitu konselor dan   konseli, dimana konselor membantu konseli malalui serangkaian wawancara dalam serangkaian pertemuan
3.  Wawancara merupakan alat utama dalam keseluruhan konseling
4. Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling agar konseli, memeperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kearah tingkat perkembngan yang optimal, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya, mempunyai wawasan yang lebih realitas serta penerimaan yang obyektif tentang dirinya, mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimiliknya, terhindar dari gejala kecemasan.


      Konseling dan psikoterapi memiliki perbedaan dan persamaan serta keterkaitan satu dengan lainnya. Perbedaan antara konseling dengan psikoterapi tidak dibuat secara jelas, akan tetapi banyak hal-hal yang dilakukan oleh psikoterapis  dan hal-hal yang merupakan praktek, psikoterapis juga dilakukan oleh konselor.
      Konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat membantu, interaksi antara konselor dan konsel menjadikan konsel terbantu dalam mencapai perubahan yang lebih baik, untuk menumbuhkan kekuatan psikologis.

      Perbedaan konseling dengan psikoterapi menurut corey (1988) konseling yaitu peningkatan kesadaran dan kemungkinan memilih, berjangka pendek, difokuskan pada masalah, membantu individu untuk menyingjirkan hal-hal yang menghambat pertumbuhannya, dan individu dibantu untuk menemukan sumber-sumber pribadi gar bisa hidup lebih efektif.

     Psikoterapi yaitu: difokuskan pada prosese-proses yang tidak sadar, berurusan dengan pengubahan strusktur kepribadian, mengarah pada pemahaman diri yang intensif tentang dinamika-dinamika yang bertanggung jawab atas terjadinya krisis-krisis kehidupan ketimbang hanya berurusan dengan usaha mengatasi krisis kehidupan tertentu. Dan ada juga perbedaan menurut Prawitasari (2002), konseling adalah lebih sebagai pemecahan masalah yang disediakan konselor (dominan pada tataran kognitif), sedangkan psikoterapi lebih sebagai koreksi pengalaman emosi.

Sumber :
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/195903311986031-SUHERMAN/KONSELING_%28KONSEP_DASAR%29_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf



Minggu, 07 April 2013

Pengertian Psikoterapi


Pengertian Psikoterapi

Oleh : Annisa Solihati

Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.
Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang merasakan rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari. Ada pengecualian untuk aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke terapi bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu. Jutaan orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukan terapi lebih merasakan ketenangan di dalam jiwanya.. Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan Anda jika mereka yakin Anda tidak akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka Anda tidak perlu terapi.

Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan dalam tatalaksana pasien psikiatri disamping psikofarmaka dan terapi fisik. Sebetulnya dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam psikoterapi ternyata juga digunakan, antara lain dalam konseling, pendidikan dan pengajaran, atau pun  pemasaran.
Dalam praktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan observasi. Percakapan dengan seseorang dapat mengubah pandangan, keyakinan serta perilakunya secara mendalam, dan hal ini sering tidak kita sadari. Beberapa contohnya, antara lain seorang penakut, dapat berubah menjadi berani, atau, dua orang yang saling bermusuhan satu sama lain, kemudian dapat menjadi saling bermaafan, atau, seseorang yang sedih dapat menjadi gembira setelah menjalani percakapan dengan seseorang yang dipercayainya. Bila kita amati contoh-contoh itu, akan timbul pertanyaan, apakah sebenarnya yang telah dilakukan terhadap mereka sehingga dapat terjadi perubahan tersebut? Pada hakekatnya, yang dilakukan ialah pembujukan atau persuasi. Caranya dapat bermacam-macam, antara lain dengan memberi nasehat, memberi contoh, memberikan pengertian, melakukan otoritas untuk mengajarkan sesuatu, memacu imajinasi, melatih dan sebagainya. Pembujukan ini dapat efektif asal dilakukan pada saat yang tepat, dengan cara yang tepat, oleh orang yang mempunyai cukup pengalaman. Pada prinsipnya pembujukan ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang, dan dapat dilakukan oleh banyak orang.
Dalam dunia kedokteran, komunikasi antara dokter dengan pasien merupakan hal yang penting oleh karena percakapan atau pembicaraan merupakan hal yang selalu terjadi diantara mereka. Komunikasi berlangsung dari saat perjumpaan pertama, yaitu sewaktu diagnosis belum ditegakkan hingga saat akhir pemberian terapi. Apa pun hasil pengobatan, berhasil atau pun tidak, dokter akan mengkomunikasikannya dengan pasien atau keluarganya, hal itu pun dilakukan melalui pembicaraan. Dalam keseluruhan proses tatalaksana pasien, hubungan dokter-pasien merupakan hal yang penting dan sangat menentukan, dan untuk dapat membentuk dan membina hubungan dokter-pasien  tersebut, seorang dokter dapat mempelajarinya melalui prinsip-prinsip psikoterapi.


JENIS-JENIS PSIKOTERAPI

 Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas:
1. Psikoterapi Suportif:
    Tujuan:
    - Mendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada
    - Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.
    - Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
        Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.

2  Psikoterapi Reedukatif:
    Tujuan:
      Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits)     tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.
Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.

3. Psikoterapi Rekonstruktif:
    Tujuan :
        Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.
Cara atau pendekatan: Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney,  Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.